Genetika dasar kepemimpinan sebenarnya sudah dimiliki sejak kita dilahirkan. Genetika dasar tersebut adalah, kemampuan bersaing, kemampuan bertahan keberanian dan kejujuran. 4 hal ini haruslah diberikan ruang bergerak dan tumbuh agar kapasitas sebagai seorang pemimpin akan terus meningkat.

Kemampuan bersaing ditunjukkan sejak proses pembentukan manusia dimana sperma tercepat dan tertangguhlah yang bisa melakukan proses pembuahan pada ovum. Demikian pada proses pasca kelahiran manusia, maka kemampuan bersaing berwujud pada keinginan untuk menang dan hasrat untuk menjadi nomor satu. Keinginan untuk menang inilah yang memunculkan spirit totalitas dan kemaksimalan dalam melakukan sesuatu. Lihatlah perilaku anak kecil yang sedang belajar berjalan, meskipun beberapa kali dia terjatuh, tidak akan menyurutkan langkahnya untuk bangun dan belajar berjalan sampai bisa. Kegagalan tidak menyurutkan langkah kakinya untuk menyerah, justru rasa sakit akibat terjatuh dijadikan pelajaran dan sistem peringatan dini untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.

Genetika kepemimpinan yang kedua adalah kemampuan bertahan. Struktur fisik manusia dikemas dalam pola yang mampu bertahan dari kondisi lingkungan. Secara kepemimpinan maka kemampuan bertahan berwujud dalam kemampuan beradaptasi yang cepat dan benar. Kondisi perbedaan cuaca dan iklim pada hewan dan tanaman diantisipasi pada perubahan bentuk badan dan wujud, namun pada manusia pola antisipasi perubahan ada pada pola fikir yang diwujudkan dengan membuat sesuatu atau merubah perilakunya. Barang-barang ciptaan manusia di muka bumi hampir semuanya dibuat untuk beradaptasi kepada bentuk kehidupan yang lebih baik, pada saat cuaca panas manusia berkreasi membuat alat penyejuk dan pada saat dingin manusia berkreasi membuat alat pemanas.

Keberanian, sikap perjuangan untuk menegakkan dan mempertanggung jawabkan sesuatu yang diyakini benar. Keberanian adalah anugerah setiap kelahiran. Kemampuan mengambil resiko terukur dengan sinyal-sinyal alami pengendaliannya sudah dimiliki sejak dilahirkan. Usaha untuk terus menerus mengkonfrontasi rasa takut sampai dengan tujuan berhasil dilakukan. Jika tidak ditakut-takuti maka kanak-kanak akan berani melakukan apa saja.

Kejujuran adalah berfikir dan merasakan hal baik dan terwujud secara sama dalam tindakan dan perkataan. Kejujuran adalah bentuk tanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan dan bersiap atas resikonya. Kejujuran kanak-kanak sering diartikan sebagai kepolosan dan keluguan. Anak-anak selalu jujur dan tidak berbohong.

Pengaruh Genetika Dasar terhadap terbentuknya perilaku kepemimpinan

Terlahir sebagai pemimpin bukan berarti tidak ada upaya untuk menajamkan kompetensi diri, justru letak keberhasilan menjadi seorang pemimpin adalah seberapa keras usaha untuk mengembangkan genetika dasar dalam bentuk kepemimpinan yang efektif.
Kemampuan bersaing berkembang dalam implementasi bahwa seorang pemimpin harus memiliki ambisi yang tinggi dan mempunyai target-target yang jelas. Untuk mencapai target-target yang jelas tersebut membutuhkan perencanaan-perencanaan yang terukur dan pengorganisasian yang baik dalam eksekusinya.
Kemampuan bertahan membuat seorang pemimpin yang handal menjadi tidak mudah putus asa. Memiliki kreatifitas untuk menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapinya. Perlahan tapi pasti seorang pemimpin mendapatkan fokusnya untuk memiliki tahap-tahap penyelesaian masalah yang baik. Kemampuan bertahan mendorong pemimpin untuk selalu membangun tim kerja yang solid, karena dengan tim yang semakin besar dan solid maka semakin banyak hal yang bisa diselesaikan.

Keberanian adalah fundamental dasar dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Setiap kali mengambil keputusan dibutuhkan keberanian untuk menghadapi resiko. Kemantapan dan kecepatan bukan sikap yang penuh ragu-ragu dan mencari hal yang paling tidak beresiko. Keberanian juga dibutuhkan pada saat kondisi memaksa seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang tidak populis atau melawan mainstream. Keberanian juga bermetamorfosis menjadi ketegasan, pada saat proses tidak sesuai dengan standard maka pemimpin harus secara tegas membenahi meskipun memiliki resiko dibenci oleh pengikutnya. Hal terbaik dari seorang pemimpin adalah “ikhlas dibenci bawahan” agar proses berjalan sebagaimana mestinya.

Kejujuran dibutuhkan dalam proses komunikasi seorang pemimpin. “Kerjakan yang anda katakan”, akan menginspirasi bawahan memiliki loyalitas atas pekerjaan dan pemimpinnya. Dalam berkomunikasi dengan bawahan, sejawat atau justru atasannya maka seorang leader harus memegang teguh kejujuran agar arus informasi menjadi benar. Bahkan kejujuran dibutuhkan dalam memberikan umpan balik kepada para bawahan atau pengikut dalam rangka mengembangkan diri bawahan. Dalam membangun organisasinya maka seorang pemimpin perlu meletakkan integritas sebagai fundamentalnya. Dengan integritas yang baik maka tim kerja akan lebih fokus kepada target dan menghindarkan dari suasana kerja yang penuh intrik dan rasa saling tidak percaya. Dan dengan kejujuran membentuk seorang leader menjadi tauladan untuk para bawahan.